Ciri - Ciri Perkutut Buntel Mayit dan Mitosnya - Tradisi budaya Jawa memang sudah tidak asing dengan burung perkutut sebagai hewan peliharaan. Perkutut dipercaya sebagai simbol lelaki sejati. Namun, tidak memelihara burung ini tidak bisa sembarangan. Menurut kepercayaan Jawa kuno, anak muda dilarang memelihara perkutut buntel mayit. Hal ini bukan tanpa alasan, konon burung ini dianggap pembawa sial.
Ciri Perkutut Buntel Mayit |
Meski demikian, hal ini tidak selalu tepat mengingat tergantung kecocokan dengan pemilik burung. Namun, tidak ada salahnya Anda mengenali burung ini karena mitos legendaris di dalamnya. Sebagai penikmat anggungan maupun katuranggan burung klasik ini, tentu memperdalam pengetahuan tentang berbagai jenis katuranggan perkutut akan menambah kecintaan kita terhadap burung perkutut itu sendiri.
Mengapa Perkutut Buntel Mayit Dianggap Pembawa Sial
Beberapa kalangan memang mempercayai bahwa perkutut buntel mayit membawa kesialan bagi pemiliknya. Tak tanggung-tanggung, disebutkan bahwa burung ini dapat membuat usaha yang sukses menjadi hancur seketika. Hal ini disebabkan ketidakcocokan dalam pemeliharaan burung tersebut.
Oleh karena itu, apabila pemilik cenderung mumpuni dan kuat dalam merawat burung perkutut ini, maka mitos pembawa sial tidak selalu benar. Meski demikian, sebaiknya Anda mencari tahunya pada ahli dan menanyakan kecocokan dengan burung perkutut yang ingin dipelihara. Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap sesuatu yang tidak diinginkan.
Sebagian percaya bahwa perkutut buntel mayit sebaiknya dipelihara oleh pemilik yang sudah di atas usia 50 tahun. Tidak diperbolehkan bagi seseorang di bawah usia 50 untuk memelihara burung jenis ini. Hal lain yang perlu diingat adalah Anda harus selalu berada dalam aura positif jika ingin merawat perkutut ini.
Apabila terus dihantui rasa khawatir dan takut mengenai tuah negatif perkutut buntel mayit, hal tersebut bisa berpotensi benar-benar terjadi.
Ciri Ciri Katuranggan Perkutut Buntel Mayit
Pada dasarnya, katuranggan burung perkutut buntel mayit cukup mudah diperhatikan. Diantaranya adalah sayap besar yang berwarna putih. Bahkan pada bagian sayap dewasa lainnya ada yang berwarna putih bersih yang polos. Sayap ini biasanya terselip diantara sayap berwarna abu-abu atau kehitaman.
Dari bentuk fisiknya, perkutut ini sekilas mirip dengan perkutut songgo buwono. Hal yang membedakan adalah perkutut tersebut memiliki sayap putih di bagian sayap muda yang berukuran kecil.
Kesalahpahaman Katuranggan Buntel Mayit
Perkutut dengan katuranggan buntel mayit umumnya memang dihindari peminat perkutut. Seperti yang sudah disebutkan di atas, mitos burung perkutut ini dianggap membawa kesialan bagi kehidupan pemiliknya. Namun, nama buntel mayit sendiri pada dasarnya merupakan nama pamor keris. Oleh karena itu, pemahaman buntel mayit membawa sial selama ini tidak selalu benar.
Kata �buntel mayit� sendiri memang terdengar menyeramkan. Hal ini karena artinya sendiri adalah pembungkus mayat. Jika dikaitkan dengan perkutut, tidak selamanya berarti buruk. Artinya, hal ini tergantung kondisinya atau kecocokannya. Apabila tidak cocok, maka tuah yang menyebutkan membawa kesialan tidak akan berlaku.
Oleh karena itu, bagi yang menginginkan pamor keris buntel mayit sebaiknya menanyakannya terlebih dahulu kepada Ahli Tosan Aji yang terpercaya. Hal ini untuk menilai kecocokan Anda dengan tuah tersebut.
Masih banyak orang yang memiliki usaha meningkat drastis dengan pamor keris buntel mayit. Oleh karena itu, kepercayaan membawa kesialan memang tidak berlaku bagi semua orang. Kesalahpahaman ini membuat banyak pamor keris buntel mayit dibuang oleh pemiliknya karena ketakutan akan efek yang ditimbulkan. Bahkan efeknya pun hingga pada jenis perkutut yang hendak dipelihara.
Mitos mengenai perkutut pembawa sial memang cukup beragam. Mengingat hal ini juga berhubungan dengan kesalahpahaman katuranggan buntel mayit. Namun, pada dasarnya pemeliharaan perkutut bergantung pada kondisi pemiliknya pula. Maka, Anda tidak perlu ragu menanyakan pada ahlinya mengenai kecocokan pemilik dengan perkutut yang dipelihara.