Perkutut Katuranggan Pembawa Rejeki Yang Banyak Diminati - Apakah Anda termasuk pengoleksi burung? Salah satu burung dengan suara merdu yang khas adalah burung perkutut. Bagi masyarakat Jawa, burung ini dianggap keramat dan memiliki rahasia tersendiri. Misalnya pada jenis perkutut katuranggan. Burung ini dikenal memiliki anggungan, tanda-tanda fisik, dan karakter yang unik.
Asal Muasal Nama Perkutut KaturangganBanyak diiceritakan bahwa perkutut katuranggan memiliki sifat gaib yang memberikan aura positif dan kebaikan bagi pemiliknya. Perkutut Katuranggan ini biasanya hanya dari jenis perkutut lokal asli Indonesia, bukan perkutut Bangkok.
Istilah kata katuranggan ini berasal dari bahasa Jawa, yaitu �katura� yang berarti mengemukakan dan �angga� yang artinya badan. Oleh karena itu, nama burung ini bermakna sebagai �pengetahuan yang mengartikan bentuk-bentuk badan�, bentuk badan disini adalah milik burung perkutut itu sendiri.
Dalam kepercayaan Jawa kuno, perkutut katuranggan memang identik dengan hal-hal berbau gaib. Burung ini dipercaya dapat mengantar rezeki, kebahagiaan, dan ketentraman hati bagi pemiliknya. Ada banyak jenis perkutut katuranggan yang bisa dipelihara. Namun terdapat beberapa diantaranya yang paling terkenal, dan banyak diminati untuk dipeihara karena diyakini bisa membawa rejeki. Jenis perkutut katuranggan apa sajakah itu, simak di bawah ini.
1. Katuranggan Sanggaratu
Mitos menyebutkan bahwa burung ini merupakan jelmaan putra Raja Bali di masa Kerajaan Majapahit. Perkutut sanggaratu terbang jauh dari sampai Blambangan, Siliwangi untuk menghindari kejaran musuh. Berikut beberapa ciri fisik khas dari perkutut sanggaratu :
� Jambul kepala yang menyerupai mahkota putih.
� Kaki dan paruhnya berwarna hitam.
� Warna bulu agak kehitaman
Burung ini dikenal memiliki tuah yang besar sehingga jarang mengeluarkan bunyi. Perkutut sanggaratu lebih senang berada di tempat sunyi. Selain itu, ia mampu menahan lapar dan haus hingga beberapa hari. Beberapa hal yang dipercayai mengenai kepemilikan burung ini adalah : dapat menangkal ilmu hitam, meningkatkan kewibawaan, dan melancarkan rezeki pemiliknya.
2. Katuranggan Gedhong Mineb
Jenis perkutut katuranggan berikutnya adalah gedhongmineb. Keunikan perkutut ini adalah selalu manggung bersama saat terbenamnya matahari. Keberadaan burung ini terhadap pemiliknya adalah dipercaya dapat mendatangkan rezeki dalam usaha perdagangan.
3. Katuranggan Purnamasidi
Keindahan perkutut purnamasidi ini adalah pada bagian bulu di tubuhnya. Burung ini memiliki bulu berwarna kemerahan layaknya batu permata. Kepemilikan burung ini dipercaya masyarakat Jawa bisa memberikan kewibawaan dan dihormati banyak orang.
4. Katuranggan Sanggabuwana
Hal yang unik dari perkutut sanggabuwana adalah bulu di bagian punggungnya yang berwarna putih. Dipercaya bahwa burung ini bisa mendatangkan rezeki dan memudahkan pemiliknya mewujudkan harapan.
5. Lurah
Perkutut ini dinamakan demikian karena coraknya yang menyerupai ular, yaitu berupa lruik dengan bulu putih di bagian dadanya. Burung ini umumnya ditemukan di hutan rimba sehingga cukup liar. Perkutut ini dikenal memiliki tuah yang memberikan wibawa kepada pemiliknya. Selain itu, diyakini juga bahwa kepemilikannya mendatangkan rezeki yang berlimpah.
Perkutut lurah dipelihara oleh seorang pemimpin berwibawa yang memiliki jabatan khusus. Oleh karena itu, burung ini tidak dimiliki oleh sembarang orang.
6. Mercujiwa
Burung perkutut ini memiliki bulu di bagian pantat yang berwarna kuning. Selain itu, bagian yang unik lainnya adalah warna matanya yang juga kuning. Kepemilikan burung perkutut mercujiwa tidak bisa oleh sembarang orang. biasanya, burung ini dimiliki seorang pemimpin atau raja. Terlebih di era kerajaan, mercujiwa kerap kali dianggap sebagai hewan keramat yang dimiliki kaum ningrat.
Beberapa jenis burung perkutut katuranggan di atas memang erat dengan mitos yang ada. Khususnya bagi masyarakat Jawa yang memiliki tradisi memelihara perkutut sejak zaman dahulu. Tak heran, jika kepemilikan perkutut katuranggan juga merupakan daya tari tersendiri bagi yang memeliharanya.