Ada banyak jenis burung yang sering dibudidayakan oleh para pecinta burung. Di antara jenis-jenis burung tersebut, perkutut adalah salah satu yang paling banyak diminati -terutama oleh kalangan pehobi yang latar belakangnya berasal dari suku Jawa.
Kendati demikian, untuk memperoleh tuah keberuntungan tersebut, pemeliharaan burung perkutut konon perlu mengikuti beberapa aturan tertentu. Salah satunya adalah aturan jumlah burung perkutut yang dipelihara harus ganjil. Tak heran karena aturan ini kemudian banyak orang yang bertanya : kenapa memelihara perkutut harus ganjil sehingga mereka berusaha mencari tahu jawabannya.
Memelihara Perkutut Harus Ganjil
Dari yang saya pahami dan pelajari, alasan kenapa memelihara perkutut harus ganjil tidak bisa dilepaskan dari mitos kemunculan burung perkutut itu sendiri dalam budaya dan mitologi Jawa.Bila kita merujuk pada legenda yang saat ini beredar, burung perkutut konon memang bukan burung sembarang burung. Ia diyakini adalah burung jelmaan dari seorang ksatria kalangan Ningrat kerajaan Majapahit yang bernama Joko Mangu.
Asal usul burung perkutut
Joko Mangu adalah seorang ksatria tangguh pilih tanding yang jujur, amanah, dan tak mudah terbujuk hawa nafsu. Saat menjadi pangeran, ia sebetulnya hendak diwarisi tahta kerajaan. Akan tetapi, karena tak ingin sibuk dan tersesat dalam urusan duniawi yang penuh dengan tipu daya, ia pun kemudian memilih untuk melakukan tapa brata.Dalam tapa bratanya itu, Joko Mangu lantas mendapati wangsit bahwa dirinya akan berubah menjadi sesesok burung. Lewat penjelmaan itu, ia diyakini akan bisa menjadi contoh bagi setiap umat manusia dalam berlaku sebagaimana mestinya seorang hamba.
Belakangan ini, kita bisa melihat bagaimana tujuan penjelmaan Joko Mangu menjadi seorang burung perkutut benar-benar terlaksana. Kita bisa menemukan banyak filosofi yang dapat dipelajar dari seekor perkutut.
Sebagai contoh, bila beberapa perkutut ditempatkan dalam satu sangkar (ombyokan), jarang sekali kita melihat adanya pertengkaran antar perkutut di dalamnya. Ini bisa menjadi simbol bahwa sebagai manusia, kita pun harus bisa saling menghargai dan hidup rukun di antara sesama.
Contoh lain, perkutut termasuk hewan yang tidak rakus. Bila diberi pakan, maka pakannya itu akan dihematnya sehingga hanya sekedar cukup untuk hidup. Contoh yang diberikan perkutut ini tentu bisa menjadi alasan kita sebagai manusia untuk tidak terlalu mengedepankan kehidupan duniawi. Harta bukan segalanya sehingga kita tidak perlu memperjuangkannya secara berlebihan, sehingga sampai mengabaikan kerukunan antar sesama.
Selain kedua contoh tersebut, sebetulnya masih banyak pelajaran lain yang bisa dipetik dari pola hidup seekor perkutut. Adapun berkaitan dengan pertanyaan mengenai alasan kenapa memelihara perkutut harus ganjil dapat dijawab dengan semua nilai filosofis yang terdapat dalam burung perkutut itu sendiri. Coba dipikirkan dan direnungkan dengan ketenangan hati, niscaya Anda akan menemukan jawabannya.
Semua mitos ini tentu tidak bisa dipahami secara letterlek menggunakan logika. Artinya, semua keberuntungan yang dimaksud hanya bisa diperoleh bila pemiliknya mau mengambil hikmah dan pelajaran kehidupan dari burung perkutut yang dipeliharanya setiap hari. Tanpa menganalisa filosofi tersebut maka bukan tidak mungkin bila mitos tersebut hanya akan sekedar menjadi mitos.
Nah, bagaimana? Mungkin itulah sedikit penjelasan yang dapat kami sampaikan terkait alasan kenapa memelihara perkutut harus ganjil beserta beberapa mitos yang berkaitan. Semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk dapat terus melakukan kebaikan-kebaikan dalam hidup. Salam!
Belakangan ini, kita bisa melihat bagaimana tujuan penjelmaan Joko Mangu menjadi seorang burung perkutut benar-benar terlaksana. Kita bisa menemukan banyak filosofi yang dapat dipelajar dari seekor perkutut.
Sebagai contoh, bila beberapa perkutut ditempatkan dalam satu sangkar (ombyokan), jarang sekali kita melihat adanya pertengkaran antar perkutut di dalamnya. Ini bisa menjadi simbol bahwa sebagai manusia, kita pun harus bisa saling menghargai dan hidup rukun di antara sesama.
Contoh lain, perkutut termasuk hewan yang tidak rakus. Bila diberi pakan, maka pakannya itu akan dihematnya sehingga hanya sekedar cukup untuk hidup. Contoh yang diberikan perkutut ini tentu bisa menjadi alasan kita sebagai manusia untuk tidak terlalu mengedepankan kehidupan duniawi. Harta bukan segalanya sehingga kita tidak perlu memperjuangkannya secara berlebihan, sehingga sampai mengabaikan kerukunan antar sesama.
Selain kedua contoh tersebut, sebetulnya masih banyak pelajaran lain yang bisa dipetik dari pola hidup seekor perkutut. Adapun berkaitan dengan pertanyaan mengenai alasan kenapa memelihara perkutut harus ganjil dapat dijawab dengan semua nilai filosofis yang terdapat dalam burung perkutut itu sendiri. Coba dipikirkan dan direnungkan dengan ketenangan hati, niscaya Anda akan menemukan jawabannya.
Mitos keberuntungan memelihara perkutut
Terlepas dari mitologi dan legenda asal usul kemunculan burung perkutut, berkembang pula beberapa mitos yang menyebutkan bahwa memelihara burung perkutut bisa mendatangkan banyak keberuntungan. Keberuntungan yang dimaksud antara lain dapat mendatangkan rejeki, jodoh, kebahagiaan, kewibawaan, serta kemudahan dalam kenaikan pangkat dan jabatan.Semua mitos ini tentu tidak bisa dipahami secara letterlek menggunakan logika. Artinya, semua keberuntungan yang dimaksud hanya bisa diperoleh bila pemiliknya mau mengambil hikmah dan pelajaran kehidupan dari burung perkutut yang dipeliharanya setiap hari. Tanpa menganalisa filosofi tersebut maka bukan tidak mungkin bila mitos tersebut hanya akan sekedar menjadi mitos.
Nah, bagaimana? Mungkin itulah sedikit penjelasan yang dapat kami sampaikan terkait alasan kenapa memelihara perkutut harus ganjil beserta beberapa mitos yang berkaitan. Semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk dapat terus melakukan kebaikan-kebaikan dalam hidup. Salam!